Danantara

Danantara Percepat Pembangunan Huntara Korban Bencana Aceh Tamiang

Danantara Percepat Pembangunan Huntara Korban Bencana Aceh Tamiang
Danantara Percepat Pembangunan Huntara Korban Bencana Aceh Tamiang

JAKARTA - Upaya pemulihan pascabencana di Aceh Tamiang terus dikebut oleh pemerintah melalui Danantara. 

Lembaga pengelola aset negara tersebut bergerak cepat mempercepat pembangunan ratusan hunian sementara atau huntara bagi warga terdampak banjir bandang dan longsor.

Langkah percepatan ini dilakukan di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, sebagai respons atas besarnya jumlah pengungsi yang masih membutuhkan tempat tinggal layak. Pemerintah menilai penyediaan huntara bukan sekadar proyek, melainkan bentuk tanggung jawab negara kepada rakyatnya.

Sejak awal, Danantara menegaskan bahwa fokus utama adalah memastikan korban bencana dapat segera menempati hunian yang aman dan memadai. Proses pembangunan pun dipantau ketat agar target penyelesaian dapat tercapai sesuai rencana.

Di tengah kondisi darurat, kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci. Keterlibatan berbagai pihak diharapkan mampu mempercepat pemulihan dan meringankan beban masyarakat terdampak.

Komitmen Negara untuk Korban Bencana

Danantara menekankan bahwa pembangunan huntara merupakan kewajiban negara. Pernyataan ini disampaikan sebagai penegasan bahwa pemerintah hadir secara nyata di tengah masyarakat yang tertimpa musibah.

“Hunian sementara dari pemerintah ini adalah untuk para korban, bukan sebuah tugas, melainkan kewajiban,” demikian disampaikan Danantara melalui perwakilannya. Pernyataan tersebut mencerminkan pendekatan kemanusiaan yang menjadi dasar kebijakan.

Komitmen tersebut juga sejalan dengan arahan pemerintah pusat agar pemulihan pascabencana dilakukan secara cepat dan terukur. Huntara dipandang sebagai solusi awal sebelum pembangunan hunian permanen dilakukan.

Dengan percepatan ini, diharapkan para pengungsi tidak terlalu lama tinggal di lokasi darurat. Kehadiran huntara menjadi langkah penting untuk memulihkan rasa aman dan stabilitas sosial.

Pemerintah juga menilai bahwa penyediaan hunian layak akan membantu korban bangkit secara psikologis. Lingkungan tempat tinggal yang lebih manusiawi diyakini mampu mempercepat proses pemulihan.

Kunjungan Presiden Jadi Perhatian Utama

Percepatan pembangunan huntara di Aceh Tamiang turut mendapat perhatian langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Kepala negara dijadwalkan melakukan kunjungan untuk meninjau progres pembangunan.

Presiden direncanakan datang pada awal Januari 2026. Agenda utama kunjungan tersebut adalah memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana dan menyapa langsung para korban bencana.

“Kunjungan Presiden tentu memprioritaskan pertemuan dengan para korban,” disampaikan dalam keterangan resmi. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kemanusiaan menjadi fokus utama pemerintah.

Peninjauan langsung di lapangan diharapkan dapat memberikan dorongan moral bagi para pengungsi. Selain itu, kehadiran Presiden juga menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah serius menangani dampak bencana.

Kunjungan tersebut sekaligus menjadi bentuk pengawasan agar proyek huntara benar-benar memberikan manfaat maksimal. Pemerintah ingin memastikan kualitas bangunan sesuai standar yang ditetapkan.

Kolaborasi BUMN Percepat Pembangunan

Proyek pembangunan huntara ini melibatkan kolaborasi tujuh perusahaan konstruksi milik negara. Seluruh proses dikoordinasikan oleh Hutama Karya di bawah payung Danantara.

Sinergi antar-BUMN ini memungkinkan pengerjaan dilakukan secara masif dan terstruktur. Setiap perusahaan berkontribusi sesuai keahlian dan kapasitas masing-masing.

Pekerjaan dilakukan sepanjang hari dengan sistem shift. Tenaga teknis dari berbagai daerah dikerahkan untuk memastikan progres pembangunan tetap berjalan cepat.

Selain itu, proyek ini juga melibatkan tenaga kerja lokal. Sekitar seratus warga setempat direkrut untuk membantu pembangunan, sehingga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Target pembangunan mencakup sekitar seratus dua puluh unit huntara yang siap huni. Setiap unit dirancang sederhana namun fungsional, sesuai kebutuhan dasar para pengungsi.

Fasilitas Huntara dan Kondisi Pengungsi

Setiap hunian sementara dilengkapi dengan dua kamar tidur, ruang keluarga, dan dapur. Fasilitas dasar seperti listrik dan air bersih juga telah disiapkan.

Desain tersebut disesuaikan dengan kebutuhan keluarga korban bencana. Huntara diharapkan mampu memberikan kenyamanan minimal selama masa transisi.

Saat ini, jumlah pengungsi di Aceh Tamiang diperkirakan mencapai ratusan ribu jiwa. Huntara yang dibangun ditujukan khusus bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat dampak bencana yang sangat besar. Ratusan korban jiwa dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi akibat banjir bandang dan longsor.

Dengan percepatan pembangunan huntara, pemerintah berharap tekanan di lokasi pengungsian darurat dapat berkurang. Hunian sementara ini menjadi langkah awal sebelum solusi jangka panjang direalisasikan.

Ke depan, Danantara memastikan akan terus mengawal proses pemulihan. Fokus utama tetap pada keselamatan, kenyamanan, dan pemulihan kehidupan masyarakat Aceh Tamiang secara bertahap.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index